Dua Waliyullah yang Tak Mau Mengakui Kehebatannya
Pada suatu ketika di dalam ceramahnya Al-Habib Hasyim Kamal Assegaf menceritakan tentang kehebatan karomah dari dua Auliya yang tidak mau mengakui Kehebatannya.
Al-Habib Hasyim bercerita ketika masih Mondok dahulu di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo Asembagus Situbondo. Salah satu pondok pesantren terbesar di Jawa Timur.
Pada sautu waktu Kyai As'ad turun dari musholla selesai mengajar Al-Qur'an, kyai As'ad dawuh kepada salah seorang santri " Cong ( santri ) engkok Kerrong ka kyai Hamid Pasuruan ". ( Nak, saya kangen ke kyai Hamid Pasuruan ).
Sungguh rasa kangen yang terbalut Sebuah ikatan cinta karena Allah SWT. Karena sejatinya ruh itu memiliki ikatan emosional yang sangat kuat.
Tahun itu sekitar 70-an. Keadaan masih belum ada elektronik, internet, bahkan Handphone pun masih minim.
Santri yang di dawuhi oleh kyai As'ad waktu itu hanya bisa mengangguk-ngangkuk dan berkata " enggi " ( ya ).
Karena jarak yang sangat jauh dari Asembagus ke Pasuruan sekitar 200 kilo, dan kendaraan masih minim. Maka sangat tidak mungkin untuk santri langsung berangkat ke dhalem ( rumah ) nya kyai Hamid dan menyampaikan salam kangen dari kyai As'ad.
Eh ternyata pada sore Harinya, kyai Hamid Pasuruan Dateng ke Asembagus Situbondo untuk bertemu dengan kyai As'ad.
Kedangan kyai Hamid langsung disambut hangat lalu Dirangkul oleh kyai As'ad. Ketika kyai Hamid dirangkul di oleh kyai Sa'ad, beliau berkata " Jenengan itu Kupingnya Lebar kyai " !
Artinya Kyai As'ad sedang memuji kekuatan dan karomahnya kyai Hamid, Karena memiliki pendengaran yang luar biasa. Namun apa responnya kyai Hamid ?
Rangkulan kyai Hamid seketika di lepas kemudian beliau dawuh " mohon maaf kyai, bukan kuping saya yang besar, tapi lisan jenengan yang panjang ".
Masyallah. Kedua waliyullah ini sama-sama memuji dan merendahkan dirinya. Kyai As'ad dan kyai Hamid saling menutupi Kehebatannya, mereka saling berebut untuk kalah dalam berargumen.
Waktu Kyai As'ad kedatangan kyai Hamid, beliau langsung memuji kehebatan karomahnya karena bisa mendengar dari jarak jauh, kyai As'ad memujinya, seolah-olah kyai As'ad mengagungkan kehebatan karomah dari kyai Hamid.
Namun, kyai Hamid justru bukannya senang dan merasa bangga dengan pujiannya kyai As'ad, kyai Hamid malah mengatakan dirinya tidak bisa apa-apa dan membalik memuji kyai As'ad.
Sungguh indah akhlak para Auliya kita. Semoga beliau-beliau senantiasa diberikan tempat istimewa di sisi Allah SWT.
Baca juga : 7 Syarat Hak Asuh Anak dalam Islam
Posting Komentar