Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Humor : Abu Nawas menjual Raja

Abu Nawas menjual raja

Abu Nawas merupakan tokoh yang hidup di masa pemerintahan khalifah Harun ar-Rasyid (766-809 M). Abu Nawas dikenal dengan karakternya yang cerdik dan penuh jenaka.

Namun demikian, kisah Abu Nawas banyak memberikan makna kehidupan. Bahkan, kisah jenakanya juga mampu membuat siapapun yang membacanya terhibur. Seperti kisahnya menjual raja Harun Ar-Rasyid kali ini. 

Suatu hari Abu Nawas sangat kebingungan, bahkan ia hampir putus asa, lantaran Sudah dua hari istrinya tidak memasak karena tidak ada lagi barang yang bisa ia jual. Satu-satunya jalan yang bisa dia ambil adalah menjual manusia untuk dijadikan budak. Sebenarnya jika Abu Nawas mau, dia bisa saja menjual teman-temannya, namun ia tidak tega karena teman-temannya bukan orang kaya melainkan orang miskin seperti dirinya.

Baca juga : Humor : Abu Nawas melihat surga dan bidadari di Topinya 

Jalan satu-satunya yang bisa dilakukan Abu Nawas adalah menjual manusia. Akhirnya Abu Nawas memutuskan sesuatu yang tidak biasa, ia akan tetap menjual manusia untuk dijadikan budak oleh si pembelinya.

Menurut Abu Nawas, hanya Baginda Raja yang pantas untuk dijual. Bukankah selama ini Baginda Raja selalu mempermainkan dirinya dan menyengsarakan pikirannya? Maka sudah sepantasnya bagi Abu Nawas untuk menyusahkan Baginda Raja. Begitulah pemikiran Abu Nawas

Kemudian Abu Nawas mencari cara agar bisa menjual Baginda Raja Harun ar-Rasyid. Ia pun mendapat ide dan menjumpai sang raja.

" Wahai Baginda, berkenankah Baginda untuk menemani saya melihat benda ajaib ? " Kata Abu Nawas 

“Apa itu wahai Abu Nawas?” tanya Baginda langsung tertarik.

“Sesuatu yang hamba yakin belum pernah terlintas di dalam benak Paduka yang mulia,” kata Abu Nawas meyakinkan.

“Kalau begitu cepatlah ajak aku ke sana untuk menyaksikannya,” kata Baginda Raja tanpa rasa curiga sedikit pun.

“Tetapi Baginda …,” kata Abu Nawas sengaja tidak melanjutkan kalimatnya.

“Tetapi apa?” tanya Baginda tidak sabar.

“Bila Baginda tidak menyamar sebagai rakyat biasa, pasti nanti orang-orang akan banyak yang ikut menyaksikan benda ajaib itu.” kata Abu Nawas.

Karena memiliki keinginan besar dan sangat penasaran, Baginda Raja bersedia menyamar menjadi rakyat biasa. Melihat penyamaran sang raja berhasil, Abu Nawas dan Baginda Raja berangkat menuju ke sebuah hutan.

Baca juga : Humor : Gus Dur membuat presiden Kuba tertawa terpingkal-pingkal

Setibanya di sana, Abu Nawas mengajak Baginda Raja mendekati sebuah pohon besar dan rindang, ia pun meminta sang Raja untuk menunggu. Sementara itu, ia pergi menjumpai seorang badui yang pekerjaannya menjual budak. Lalu Abu Nawas mengajak pedagang budak itu untuk melihat calon budak yang akan dijual kepadanya dari jarak yang agak jauh.

Abu Nawas enggan menjumpai sang Raja dan merasa tidak tega. Sementara itu, Abu Nawas beralasan calon budak yang akan dijualnya adalah teman dekatnya sendiri. Setelah pedagang budak itu memperhatikan dari kejauhan ia merasa cocok. 

Abu Nawas pun membuatkan surat kuasa yang menyatakan bahwa pedagang budak sekarang mempunyai hak penuh atas diri orang yang sedang duduk di bawah pohon rindang itu. Abu Nawas pergi begitu menerima beberapa keping uang emas dari pedagang budak.

Baginda Raja masih menunggu Abu Nawas di bawah pohon rindang tersebut, sampai tibalah pedagang budak menghampiri dirinya. Baginda Raja merasa heran, mengapa Abu Nawas tidak juga muncul dan mengapa ada orang lain selain dirinya dan Abu Nawas.

“Siapa engkau?” tanya Baginda Raja kepada pedagang budak.

“Aku adalah tuanmu sekarang,” kata pedagang budak itu agak kasar.

Tentu saja pedagang budak itu tidak mengenali Baginda Raja Harun ar-Rasyid dalam pakaian yang amat sederhana sebab penyamarannya tersebut.

“Apa maksud perkataanmu?” tanya Baginda Raja dengan wajah merah

“Abu Nawas telah menjual engkau kepadaku dan inilah surat kuasa yang baru dibuatnya,” kata pedagang budak dengan kasar.

Baca juga : Humor Gus Dur: NU dan Muhammadiyah

“Abu Nawas menjual diriku kepadamu?” kata Baginda makin murka dengan nada keras

“Ya!” bentak pedagang budak.

“Tahukah engkau siapa aku ini sebenarnya?” tanya Baginda geram.

“Tidak. Dan itu tidak perlu,” kata pedagang budak seenaknya. Lalu ia menyeret budak barunya ke belakang rumah. Raja Harun ar-Rasyid diberi parang dan diperintahkan untuk membelah kayu.

Baginda Raja merasa heran dengan semua yang diperintahkan. Ia melihat begitu banyak tumpukan kayu di belakang rumah badui itu sehingga memandangnya saja Sultan Harun ar-Rasyid sudah merasa ngeri, apalagi harus mengerjakannya.

“Ayo, kerjakan!”

Meski ia merasa kebingungan dengan semua itu, Raja Harun ar-Rasyid mencoba untuk melakukan perintah dari tuan barunya. Raja Harun ar-Rasyid secara perlahan mulai memegang kayu dan mencoba membelahnya, namun si badui melihat cara Raja Harun ar-Rasyid memegang parang merasa aneh.

“Kau ini bagaimana, bagian parang yang tumpul kau arahkan ke kayu, sungguh bodoh sekali kau ini !” kata orang badui 

Raja Harun ar-Rasyid mencoba membalik parang hingga bagian yang tajam terarah ke kayu. la mencoba membelah namun tetap saja pekerjaannya terasa aneh dan kaku bagi si badui.

“Oh, beginikah derita orang-orang miskin mencari sesuap nasi, harus bekerja keras lebih dahulu. Wah lama-lama aku tak tahan juga,” gumam Raja Harun ar-Rasyid.

Si badui menatap Sultan Harun ar-Rasyid dengan pandangan heran dan lama-lama menjadi marah. la merasa rugi barusan membeli budak yang bodoh.

“Hai badui! Cukup semua ini aku tak tahan.” Ucap Raja Harun Ar-Rasyid kepada si Badui

“Kurang ajar ! kau budakku harus patuh kepadaku!” kata badui itu sembari memukul sang raja. Tentu saja raja yang tak pernah diperlakukan kasar itu menjerit keras saat dipukul kayu.

“Hai badui! Aku adalah rajamu, SultanHarun Ar-Rasyid,” kata Baginda sambil menunjukkan tanda kerajaannya.

Baca juga : Humor : ketika Gus Dur dibuat bingung oleh orang Madura

Pedagang budak itu kaget dan mulai mengenal Baginda Raja. la pun langsung menjatuhkan diri sembari menyembah Baginda Raja. Sang raja mengampuni pedagang budak itu karena ia memang tidak tahu. Tetapi Baginda raja sangat murka kepada Abu Nawas, Ingin rasanya beliau meremas-remas tubuh Abu Nawas seperti telur.

Ambil pelajaran yang baik dari humor diatas. Semoga bahagia dan jangan lupa tertawa

Sumber : tawangakak.com 

Baca juga humor lucu Gus Dur lainnya :  

Posting Komentar untuk "Humor : Abu Nawas menjual Raja "